Konjen Zhang Min Menerima Wawancara dari RRI Medan
2023-04-14 18:27

Pada tanggal 21 April 2023, Konsul Jenderal (Konjen) Republik Rakyat Tiongkok di Medan, Zhang Min menerima wawancara khusus Ramadan dari Radio Republik Indonesia (RRI) Medan.

Konjen Zhang Min pertama-tama menyampaikan salam Ramadan kepada umat Islam di kota Medan dan di seluruh wilayah kerja Konsulat Jenderal Tiongkok di Medan, dan kemudian memperkenalkan kebijakan mengenai agama serta tradisi keagamaan di Tiongkok, khususnya kebiasaan di bulan Ramadan dan saat Idul Fitri dari masyarakat Muslim Tiongkok. Konjen Zhang Min menegaskan bahwa pemerintah Tiongkok selalu melindungi hak warga negara Tiongkok atas kebebasan beragama sesuai dengan undang-undang, menjamin keabsahan hak dan kepentingan kalangan keagamaan, dan mendorong perkembangan keagamaan yang sehat dan tertib. Dengan daerah Xinjiang sebagai contoh, ada 10 (sepuluh) kelompok etnis di Xinjiang yang mayoritasnya memeluk agama Islam, ada 103 (seratus tiga) organisasi Islam, ada banyak bangunan mesjid yang sudah dibangun, dan juga ada banyak perguruan tinggi Islam yang sudah didirikan. Pada bulan Oktober tahun lalu, Kongres Nasional Partai Komunis Tiongkok ke-20 berhasil diselenggarakan. Kongres tersebut menyusun cetak biru pembangunan Tiongkok dalam 5 (lima) tahun ke depan dan bahkan jangka yang lebih panjang lagi, dan Xinjiang seperti daerah lainnya di Tiongkok, juga membuka peluang untuk pembangunan yang baru. Pemerintah Tiongkok selalu berpegang pada pemikiran yang berpusat pada rakyat, dan berawal dari kepentingan fundamental masyarakat dari semua suku bangsa, selalu mementingkan perkembangan dan pembangunan Xinjiang, dan Xinjiang saat ini sedang berada di masa yang paling berkembang, paling stabil dan paling sentosa dalam sejarah.

Konjen Zhang Min juga menegaskan bahwa dari tahun 1990 hingga akhir tahun 2016, adanya gerakan “Tiga Kejahatan” dari dalam maupun luar negeri yang terutama dilakukan oleh separatis “Turkistan Timur” yang dalam jangka panjang terlibat dalam kegiatan separatis anti-Tiongkok, dan bermaksud untuk mendirikan apa yang disebut sebagi negara “Turkistan Timur” dan berdelusi memisahkan Xinjiang dari Tiongkok, mereka bahkan berkolusi dengan pasukan teroris internasional untuk merencanakan dan menciptakan ribuan kegiatan kekerasan teroris di Xinjiang, mengakibatkan banyak orang tak bersalah yang menjadi korban, ratusan petugas polisi yang gugur dalam tugas, dengan parah merusak pembangunan dan stabilitas Xinjiang, serta menimbulkan ancaman serius terhadap keamanan nasional Tiongkok, dan ini sepenuhnya mengungkapkan esensi karakter mereka yang anti-kemanusiaan, anti-peradaban dan anti-sosial. Pemerintah Tiongkok tentu saja tidak akan duduk diam terhadap separtisme anti-Tiongkok yang ada di dalam maupun dari luar negeri mengacaukan Xinjiang. Keinginan dan tekad kami untuk mempertahankan kedaulatan nasional, keamanan dan kepentingan pembangunan tidak tergoyahkan. Pemerintah Tiongkok telah dengan tegas mengambil langkah-langkah pencegahan kontra-terorisme dan deradikalisasi di Xinjiang, yang secara efektif telah mengekang momentum kegiatan kekerasan teroris, sehingga keselamatan orang-orang dari semua kelompok etnis dapat dijamin, perkembangan ekonomi dan peningkatan kesejahteraan hidup dapat memperoleh kemajuan yang lebih besar, agar hak asasi manusia dari semua kelompok etnis di Xinjiang dapat secara maksimal terlindungi. Namun beberapa kekuatan anti-Tiongkok di Amerika Serikat dan negara Barat secara keliru menyebut langkah tersebut sebagai “Genosida pemerintah Tiongkok terhadap etnis Uighur di Xinjiang”, dan ini adalah kebohongan besar yang sengaja dibuat oleh mereka dengan kedok melindungi “hak asasi manusia”, dengan niat jahat untuk memfitnah dan mendiskreditkan Tiongkok serta menahan perkembangan Tiongkok. Saya yakin masyarakat Indonesia tidak akan percaya dengan isu yang mereka sebarkan dan tidak akan tertipu oleh itu. “Melihat sekali, lebih baik dari mendengar seratus kali”, kami menyambut warga Indonesia berkunjung ke Xinjiang untuk jalan-jalan, melihat dan menyaksikan sendiri situasi sebenarnya di Xinjiang.

Penyiar RRI Medan, Vira Aulia berdiskusi secara mendalam dengan Konjen Zhang Min tentang hubungan Tiongkok – Indonesia, agama serta budaya suku bangsa dari kedua negara. Konjen Zhang Min juga ikut melakukan interaksi dengan pendengar lokal.